Pancasila Sebagai Filter Budaya Barat

indonesia, national, emblem

Oleh: Suud Sarim Karimullah

Pancasila berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sebab menjadi pedoman hidup dan sumber ideologi yang mengatur tata kehidupan bangsa Indonesia secara menyeluruh. Menurut Ujianto Singgih Prayitno (2014), Pancasila bukan semata-mata sebagai ideologi negara, melainkan vision of state yang dimaksudkan untuk memberi landasan filosofis bersama (common ideology plural ground) sebuah masyarakat plural yang modern, yaitu masyarakat Indonesia yang maju, berdaulat, adil dan makmur. Dengan adanya Pancasila, perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh.

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, menjadikan Pancasila sebagai filter terhadap budaya barat sangatlah penting diterapkan karena dapat menciptakan kegiatan sosial kebudayaan dalam bermasyarakat yang berkembang secara positif di Indonesia. Menurut Koentjaraningrat (1990) kebudayaan mengandung tujuh unsur, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dan kesenian. Oleh karena itu, melestarikan kebudayaan bangsa lokal sangat penting demi mempertahankan identitas bangsa itu sendiri. Sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan berbagai budaya lokal tentunya harus dapat mempertahankan dan terus melestarikan kebudayaannya sendiri.

Selain itu, menerapkan perilaku sosial budaya yang berdasarkan atas nilai-nilai Pancasila juga bertujuan untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang lebih baik dan berkemajuan. Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik dalam kehidupan sosial budaya agar dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam pembinaan sikap dan pola perilaku sosial dalam suatu masyarakat yang berbudaya. Mengingat pentingnya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, maka harus terus berjuang untuk memelihara, melestarikan, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan dan mempertahankan identitas jati diri bangsa Indonesia.

Budaya barat masuk ke Indonesia dengan sangat mudah di zaman yang serba teknologi sekarang ini, hingga saat ini nilai-nilai budaya Indonesia semakin hilang akibat masuknya budaya-budaya barat tersebut. Masuknya budaya barat tidak dilarang, tetapi bangsa Indonesia baik secara sadar maupun tidak sadar sedikitnya mampu menyaring atau menghilangkan budaya-budaya barat tersebut terlebih dahulu, yang pada akhirnya akan mempengaruhi lunturnya semangat kebangsaan diantara mereka. Tidak adanya seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya barat yang masuk ke Indonesia, yang telah disebarkan melalui media-media dan teknologi menjadikan kehidupan bangsa barat sebagai kiblat dan life style bagi para generasi bangsa Indonesia. Kemudian, imperialisme budaya yang tidak lepas dari sejarah kolonialisme budaya barat merupakan upaya untuk menguasai negara lain melalui berbagai budaya yang ditampilkan agar terciptanya superior dan penguasaan budaya ke seluruh dunia melalui berbagai cara, dimulai dari perang, jajahan dan media yang berdampak terhadap terhadap kemajuan budaya lokal.

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengungkapkan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam suatu masyarakat ditentukan oleh budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Oleh karena itu, ambillah sikap yang sesuai dengan perilaku budaya asli Indonesia yang telah ada dalam sosial kehidupan bangsa Indonesia dengan berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Ini berarti bereaksi secara proaktif dan kreatif terhadap tren budaya-budaya yang datang dari Barat untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat itu sendiri.

Tidak semua budaya yang datang dari bangsa barat berdampak negatif terhadap bangsa Indonesia sebab kebudayaan barat itu dapat berpengaruh positif apabila bangsa Indonesia mampu memilih pergaulan yang baik dan benar dari kebudayaan barat, seperti meniru sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari, giat untuk belajar, mempelajari teknologi informasi dengan baik dan benar sebagai media belajar dan lain sebagainya. Sedangkan pengaruh kebudayaan barat bagi sosial kehidupan bangsa Indonesia bisa bersifat negatif, sebab kebanyakan orang-orang barat bertingkah laku yang melanggar terhadap norma-norma yang berlaku di Indonesia, seperti pergaulan bebas, free sex, LGBT, gaya hidup hedonisme, mabuk-mabukan, memakai tato, dan berbagai perbuatan lain yang melanggar terhadap nilai-nilai Pancasila. Hal ini menandakan bahwa semakin menipisnya rasa persatuan dan kesatuan sesama para generasi bangsa yang merujuk pada lunturnya rasa nasionalisme dan patriotisme yang berlandaskan atas nilai-nilai Pancasila.

Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila yang berisi seperangkat nilai-nilai dasar ideal, merupakan komitmen kebangsaan, identitas bangsa dan menjadi dasar pembangunan karakter keindonesiaan. Pancasila mengandung nilai-nilai yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme para generasi muda di era masuknya berbagai budaya barat. Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filosofis yang dijadikan sebagai kaidah dan landasan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sebagai bagian dari kebudayaan sangat diperlukan untuk memperkuat posisi strategis Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (way of life).

Nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafat dasar yang dijadikan aturan dan dasar dari norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sumber dari karakter bangsa, budaya dan pendidikan yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat luar tanpa terkecuali khususnya generasi muda yang akan menjadi agent of change bangsa Indonesia. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam membangun moral generasi muda di lingkungan sosial masyarakat, yaitu pancasila dijadikan sebagai sumber pendidikan karakter yang cinta terhadap budaya lokal bangsa.

Nilai-nilai Pancasila terbentuk dari nilai-nilai dasar yang diyakini dan menjadi pedoman bangsa Indonesia, seperti pada buku ajar Kemenristekdikti (2016) yang menyebutkan bahwa Pancasila sebagai identitas negara, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, jiwa bangsa dan perjanjian luhur. Nilai-nilai Pancasila meliputi, nilai Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, nilai Persatuan, nilai Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Pancasila lahir dari proses pemikiran dan perenungan serta pengkajian yang mendalam yang diambil dari karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam menjadi filter masuknya budaya barat ke Indonesia merupakan bagian dari strategi untuk mempertahankan dan melestarikan budaya leluhur bangsa.

Menurut Kaelan (2013) kausa Materialis dari sila-sila Pancasila adalah yang paling tepat dan bersifat mutlak bagi hakekat kemanusiaan Indonesia yang kekal dan tidak akan berubah yang digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa Pancasila adalah sebagai local wisdom bangsa Indonesia. Secara fundamental menanamkan nilai-nilai Pancasila secara lebih signifikan akan mengembalikan pemahaman secara utuh mengenai Pancasila sebagai way of life dalam memperkuat budaya-budaya lokal .

Memperkuat Budaya Lokal

Budaya lokal merupakan aset bangsa Indonesia yang harus memperoleh perhatian terutama di era kemajuan teknologi dan informasi. Budaya lokal bangsa Indonesia yang begitu banyak perlu dilestarikan dan diperkuat daya tahannya dalam menghadapi masuknya berbagai budaya-budaya barat. Ketidakberdayaan dalam menghadapinya masuknya budaya barat sama saja dengan membiarkan pelenyapan atas sumber identitas lokal yang diawali dengan krisis identitas lokal. Memang, kemajuan informasi dan teknologi harus disikapi dengan bijaksana sebagai hasil positif dari modernisasi yang mendorong masyarakat pada kemajuan. Namun, para pelaku budaya lokal tidak boleh lengah dan terlena karena era keterbukaan dan kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan merusak budaya asli bangsa.

Menurut Aswasulasikin, Pujiani dan Hadi (2020) untuk mengatasi berbagai problematika dan terkikisnya rasa nasionalisme generasi bangsa oleh akibat dari perkembangan teknologi yang sangat pesat dan masuknya budaya-budaya barat, maka perlu adanya upaya maksimal yang harus dilakukan oleh berbagai elemen bangsa Indonesia. Salah satunya dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui pembelajaran budaya lokal sebagai salah satu langkah antisipasi masuknya budaya barat yang berakibat rusaknya budaya lokal dan berakibat juga hilangnya kecintaan mereka terhadap berbagai budaya bangsa, serta  hilangnya nilai-nilai nasionalisme generasi bangsa atas degradasi budaya yang diakibatkan oleh masuknya berbagai produk budaya barat.

Degradasi budaya akan terjadi jika bangsa Indonesia tidak memiliki filter yang kuat untuk menyaring berbagai budaya barat yang masuk, sehingga akan melemahkan budaya lokal dan bangkitnya budaya barat di Indonesia. Mungkin banyak orang memiliki pendapat yang biasa-biasa saja akan masuknya budaya barat ke Indonesia dan bukan menjadi ancaman yang serius, padahal hal semacam ini merupakan ancaman besar yang menyangkut akan jati diri bangsa Indonesia.

Banyak generasi penerus bangsa lebih menyukai budaya-budaya luar atau budaya barat, contohnya saja saat ini banyak sekali para generasi penerus bangsa yang lebih menyukai dan memakai produk-produk dari luar. Selanjutnya, para generasi tersebut juga enggan untuk menjunjung kebudayaan lokal dari Indonesia, seperti lebih suka mempelajari dan menghafalkan lagu-lagu dari barat dibandingkan lagu-lagu daerah atau lagu-lagu nasional. Padahal Budaya lokal juga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman, selagi tidak meninggalkan ciri khas dari budaya aslinya.

Kurangnya pembelajaran budaya merupakan salah satu sebab dari memudarnya budaya lokal bagi generasi muda. Oleh karena itu, pembelajaran tentang pelestarian budaya, harus ditanamkan sejak dini dengan penuh kesungguhan. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal sebab tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Hal ini dibuktikan dengan adanya setiap rencana pembangunan pemerintah, bidang sosial budaya masih mendapat porsi yang sangat minim. Padahal melalui pembelajaran dan pelestarian budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaimana cara mengadaptasikan budaya lokal di tengah perkembangan zaman yang penuh dengan ketidakpastian. Tentunya perlu ada suatu kesadaran secara nasional dan dilaksanakan oleh seluruh elemen bangsa Indonesia pada semua aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk melestarikan, mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berkembang dan berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *