Oleh: Imam Mawardi
“Dunia sastra”, siapa yang tidak kenal dengan kalimat ini, terutama di kalangan muda-mudi pada zaman sekarang yang sudah tidak asing lagi ketika mendengar kata “sastra”, seakan-akan sastra menjadi asupan tambahan yang mampu menghidupkan kemampuan berpikir kita. Sastra mengalami perkembangan yang cukup pesat, hingga dapat menciptakan perubahan terhadap kehidupan sosial, hal ini dikarenakan adanya gerakan-gerakan sastra, seperti romantisisme dan realisme pada abad ke-19.
Dengan tema diatas, penulis mempunyai pandangan bahwa sebab adanya sastra kita dapat mengembangkan kreatifitas dengan menjadikan sastra sebagai sarana yang bisa merangsang imajinasi kita. “Bentuk aplikasi sastra tak melulu berbentuk tulisan, seperti halnya puisi, pantun, cerpen, atau bahkan bentuk seni lainnya, melainkan sastra adalah salah satu bentuk realitas dari keindahan dari sebuah kreativitas manusia.[1]”
Untuk pemahaman lebih lanjut terkait bentuk pengaplikasian sastra, penulis merekomendasikan pada pembaca, untuk membaca buku yang berjudul “Teori Kesusastraan” buku sastra berbahasa ingris, yang diterjemahkan oleh Kamila Budianta, untuk lebih menghidupkan asumsi kita terhadap sastra.
Jika sastra dianalogikan dengan jendela maka pembaca adalah seorang penjelajah yang memandang dunia keluar, dalam artian memandang secara maknawi. Jendela kreativitas bukan hanya sebagai penghibur, melainkan sastra juga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca melalui tahapan mengkaji sastra lebih mendalam lagi, sehingga kita tak hanya dapat mengembangkan imajinasi kreatif berfikir, melainkan kita secara bersamaan dapat pula mengembangkan pola berpikir kritis yang bisa membuka ruang untuk mengembangkan ide-ide atau gagasan baru bagi kita. Bahkan acap kali kita terinspirasi dari sebuah karya dalam bentuk karya sastra.
Sastra sebagai jendela kreativitas, mengajak kita untuk terus menjelajahi dan mengapresiasi keindahan kreativitas manusia. Sastra tidak hanya menyajikan cerita, melainkan juga membuka pintu menuju dunia baru di mana imajinasi dan kreativitas dapat berkembang tanpa batas. Namun dari kelebihan yang di dapat, sastra juga mempunyai kekurangan yang cukup signifikan karena ditemukannya beberapa batasan dalam pemahaman sastra yang kurang objektif, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa sastra mempuyai keraktristik multitafsir dan ketidak praktisan dalam kehidupan kita sehari-hari.
[1] Terjemahan buku Teori kesusastraan, Melani Budianta. Pt Gramedia