Kajian Bulanan: “Logic and Reality Oriented Education and Decision Making”

imabjakarta.com -DPW Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (IMABA) Jogja kembali mengadakan kajian bulanan dengan tema “Logic and Reality Oriented Education and Decision Making” pada Jumat malam (14/2) di Kraton DPW IMABA  Jogja. Kajian ini menghadirkan Mas Aqib Muhammad KH sebagai pemateri dan dimoderatori oleh Ahmad Rahmatullah, anggota divisi intelektual IMABA Jogja.

Dalam kajian kali ini, pemateri mengangkat gagasan Paulo Freire, seorang filsuf dan pendidik asal Brasil yang terkenal dengan konsep pendidikan sebagai praktek pembebasan. Freire menolak model pendidikan “gaya bank”, di mana peserta didik hanya dianggap sebagai wadah kosong yang diisi oleh pengetahuan dari guru. Sebaliknya, ia menekankan pendidikan yang dialogis, di mana pendidik dan peserta didik sama-sama menjadi subjek yang berpikir kritis untuk memahami realitas sosial mereka.

Menurut Freire, pendidikan harus membebaskan, bukan hanya peserta didik tetapi juga pendidik itu sendiri dari “perbudakan ganda” berupa kebisuan dan monolog. Pendidikan tidak boleh sekadar menghafal, tetapi harus melibatkan pemahaman kritis terhadap dunia nyata agar individu mampu mengambil keputusan yang lebih baik dalam hidupnya.

Para peserta diajak untuk memahami bahwa pendidikan bukan hanya soal sekolah, tetapi juga bagaimana seseorang membentuk dirinya melalui interaksi dengan keempat faktor ini.

Salah satu peserta, Taretan Wahyu, mengajukan pertanyaan tentang bagaimana cara mengalahkan ego ketika harus mengambil keputusan penting dalam hidup. Dalam menjawab pertanyaan ini, pemateri menekankan bahwa “Jangan menunggu, inti dari berpikir adalah berpikir.” Artinya, seseorang harus aktif dalam proses berpikir kritis dan refleksi diri, bukan hanya menunggu waktu yang tepat atau menghindari konflik batin.

Kajian ini memberikan wawasan mendalam tentang hubungan antara pendidikan, realitas, dan pengambilan keputusan. Melalui pemikiran Paulo Freire, peserta diajak untuk melihat pendidikan sebagai proses pembebasan yang memungkinkan individu berpikir kritis dan membuat keputusan yang lebih baik. Dengan memahami empat faktor pendidikan individu diharapkan setiap peserta mampu menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari.

Pemateri  juga dikenal sebagai guru ngaji serta penulis beberapa buku. Di antaranya Mata Ibu, handphone rohimahullah, Yang Terluka oleh Cinta, Tamasya ke Taman Diri, dan Nak Ibu Baik-Baik Saja.

Selain itu kajian di DPW IMABA Yogyakarta ini menjadi ruang intelektual yang berharga bagi para mahasiswa dan anggota IMABA untuk terus memperkaya pemikiran dan refleksi diri, sejalan dengan semangat pendidikan yang membebaskan. (Ari)

Previous Article

imabajogja

Tempat Informasi IMABA YOGYAKARTA

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *.

*
*