Bata-Bata sebagai pengingat terhadap perjuangan para pahlawan santri terdahulu yang telah ikut andil dalam memerdekakan Indonesia. DPW Ikataan Mahasiswa Bata-Bata Yogyakarta (IMABA) menggelar diskusi dengan tajuk “Hari Santri Nasional 2023”. Acara tersebut bertempat di Kraton DPW IMABA Yogyakarta (Ahad malam 23/10/23). Pada pelaksanaan diskusi tersebut dihadiri oleh Abd Shamat (pengurus DPW IMABA Yogyakarta periode 2017, dan sekarang aktif di berbagai organasisasi kampus) sebagai pemantik. Ditemani oleh taretan Wahyu sebagai moderator yang merupakan pengurus aktif DPW IMABA Yogyakarta. Abd Shamad sapaan akrab Shamad, banyak memberikan ilmu kepada para pengurus dan anggota DPW IMABA Yogyakarta tentang makna dari Hari Santri. Di antaranya sejarah awal disahkannya hari santri dan juga revolusi jihad santri itu sendiri. “Awalnya Hari Santri diusulkan pada Jumat (27/6/2014) saat kunjungan Joko Widodo yang masih berstatus calon presiden. Hal itu diusulkan oleh ratusan santri Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur. Hingga akhirnya pada tanggal 22 Oktober Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri pada 15 Oktober 2015 yang lalu.” terangnya. Selain itu pemantik juga memberikan kesempatan kepada audiens untuk berpendapat bebas tentang tema yang dihadirkan, mulai dari tantangan santri di era modern serta keikutsertaan santri dalam memajukan negara Indonesia. Diskusi yang dilaksanakan di basecamp IMABA Yogyakarta tersebut berlangsung aktif, audiens dapat memberikan statement mengenai Hari Santri itu sendiri. Di antaranya tantangan seorang santri di era modern atau bisa dikatan generazi z. Sebagaimana faktanya di di era sekarang banyak revolusi yang menyebabkan identitas santri berubah, yang awalnya positif menjadi negatif. “terkadang kita terbawa arus, sehingga terjerumus di dalamnya dan lupa akan identistas kesantriannya yang seharusnya mempertahankan nilai-nilai kesantriannya”. Ucap Helmi Yahya, salah satu anggota DPW IMABA Yogyakarta. Koordinator wilayah IMABA Yogyakarta, taretan Abror sangat senang dengan diadakannya kegiatan ini. Selain memberikan wawasan baru untuk anggota IMABA Yogyakarta, kegiatan ini juga menjadi alarm terhadap kita, sebagai mahasiswa santri untuk mengingat terhadap perjuangan para guru, menjadi pengingat agar selalu berpegang teguh pada keimanan dan akhlak qur’ani, sebagai mahasiswa santri yang dapat menabur manfaat terhadap sekitar. Dia juga perpesan agar para pengurus dan anggota IMABA khususnya wilayah Yogyakarta tetep semangat dalam berproses. “ kalau bukan kita siapa lagi?”. Ungkapnya ketika diwawancarai tim redaksi. (ARI)